Lompat ke konten
Home » Carlos Alberto Parreira, Pembawa Samba ke Jazirah Arab

Carlos Alberto Parreira, Pembawa Samba ke Jazirah Arab

  • oleh
Carlos Alberto Parreira

Nama Carlos Alberto Parreira tidak hanya dikenal Brasil, namun di jazirah Arab. Ialah yang berjasa membawa gaya tim Samba ke Timur Tengah hingga meloloskan tiga tim Arab ke putaran final.

Selain itu, arsitek tim yang tidak pernah menjadi pemain professional ini menjadi sosok kunci yang memimpin Selecao meraih trofi piala dunia keempatnya sekaligus mengakhiri puasa gelar tim Samba sejak tahun 1970. Pareira juga merupakan satu dari sedikit figur yang telah melatih beberapa negara di putaran final plus dua kali menangani Brasil di dua edisi berbeda.

Prestasi di Piala Dunia

Pelatih kelahiran Rio de Janeiro ini bisa dibilang memiliki pengalaman yang panjang dalam menangani tim nasional. Karir kepelatihannya dimulai bersama timnas Ghana  di tahun 1968 sebelum berkelana ke jazirah Arab.

Debutnya di piala dunia dimulai bersama Kuwait yang dibawanya lolos pertama kalinya di ajang sepakbola terakbar empat tahunan tersebut. Di Spanyol 1982, Pareira mampu membawa Kuwait menahan imbang Cekoslovakia yang masih diperkuat Antonin Panenka dengan skor 1-1. Sayangnya di dua laga berikutnya melawan Prancis dan Inggris, anak asuhannya tak berdaya setelah dibantai 1-4 dan takluk 0-1. Delapan tahun kemudian di Italia 1990, giliran UEA (Uni Emirat Arab) yang dibawanya menjalani debutnya di putaran final. Sayangnya, timnya jadi bulan-bulanan Kolombia, Jerman dan Yugoslavia sepanjang turnamen setelah gagal meraih satu poin pun.

Nasib Parreira berubah di AS 1994 saat dirinya dipercaya CBF memimpin Brasil sejak 1991. Meski dikritik dengan menampilkan gabungan permainan indah Jogo Bonito dan taktik pragmatis ala tim Eropa, anak asuhnya tampil gemilang sepanjang turnamen. Di babak penyisihan grup, Brasil yang dimotori Dunga meraih dua kemenangan (2-0 vs Rusia dan 3-0 vs Kamerun) sebelum ditahan imbang Swedia 1-1. Selanjutnya, mereka membekuk tuan rumah 1-0, Belanda 3-2 dan Swedia 1-0 di fase gugur sebelum mengalahkan Italia 3-2 lewat adu penalti setelah dipaksa bermain imbang 0-0 selama 120 menit. Namun kesuksesannya mendadak berubah menjadi petaka di Prancis 1998. Eks pelatih Valencia dan Fenerbahce itu dipecat saat turnamen masih berlangsung saat gagal memberi satu poin plus gagal mencetak satu gol pun bersama Arab Saudi dia dua laga awal saat menghadapi Denmark dan Prancis.

Parreira kembali dipercaya tim Samba untuk piala dunia 2006. Sayangnya, kali ini Ronaldinho dkk harus terhenti perempat final usai ditaklukan Prancis 0-1 meski tim asuhannnya tampil cukup meyakinkan di babak penyisihan dengan meraup bersih tiga kemenangan atas Kroasia 1-0, Australia 2-0 serta Jepang 4-1 dan menang mudah 3-0 atas Ghana di babak 16 besar. Penampilan terakhirnya terjadi di Afsel 2010 saat dia ditunjuk menangani tim Bafana-Bafana namun gagal dibawanya lolos dari babak penyisihan, meski sukses menahan Meksiko 1-1 dan mengalahkan Prancis 2-1, namun digasak Uruguay 0-3. Pasang taruhan untuk laga-laga Brazil di Piala Dunia 2022 di link alternatif M88.

Menang Seri Kalah Total gol memasukkan

– kemasukan

Spanyol 1982

(bersama Kuwait)

 0 1 2 2-6
Italia 1990

(bersama UEA)

 0 0 3 2-11
AS 1994

(bersama Brasil)

 5 2 0 11-3
Prancis 1998

(bersama Arab Saudi)

 0 0 2 0-5
Jerman 2006

(bersama Brasil)

 4 0 1 10-2
Afsel 2010

(bersama Afsel )

 1 1 1 3-6

 

Prestasi Lainnya

Prestasi terbaik Parreira bersama Selecao selain juara dunia 1994 adalah meraih gelar Copa America 2004 dan Piala Konfederasi 2005 dimana dua-duanya Brasil mengalahkan saingan terberatnya, Argentina di partai puncak. Sedangkan semasa di Arab, ia dua kali menjuarai Piala Asia dengan Kuwait di 1980 dan Arab Saudi di 1988. Di level klub, pelatih kelahiran 28 Februari 1943 ini hanya pernah memenangkan dua gelar liga domestik bersama Fluminense di tahun 1984 dan Fenerbahce di musim 1995/96.