Piala Dunia 1958 tidak bisa dipisahkan dari Brasil mengingat di edisi inilah kejayaan tim Samba dimulai dilengkapi oleh lahirnya legenda mereka Pele di tanah Swedia.
Selain segala hal yang berhubungan dengan Selecao, piala dunia edisi kali ini adalah yang pertama menggunakan format turnamen yang baku dan masih digunakan hingga kini dimana juara dan runner up grup yang bisa lolos ke babak berikutnya dalam babak penyisihan grup dengan format round robin, atau setiap tim dalam grup akan saling berhadapan. Swedia 1958 juga merupakan salah satu edisi piala dunia dimana Indonesia sangat berpeluang lolos. Saat itu, Mesir dan Sudan yang seharusnya dihadapi timnas garuda di rangkaian laga playoff mundur karena protes politik terhadap Israel, calon lawan mereka. Indonesia akhirnya juga mundur karena usulannya melawan Israel di tempat netral ditolak oleh FIFA.
Serba-serbi Piala Dunia 1958
Swedia 1958 memiliki sejumlah kisah unik yang layak menjadi fakta menarik piala dunia. Pasang taruhan anda untuk laga-laga di Piala Dunia Qatar 2022 di link alternatif m88. Berikut serba-serbi piala dunia edisi tersebut:
- Uni Soviet menjalani debutnya.
- Empat negara di Britania Raya berhasil lolos ke putaran final, sebuah rekor yang bertahan hingga saat ini.
- Wales yang sejatinya tidak lolos, mendapat kesempatan bertanding di playoff internasional melawan Israel setelah Mesir, Sudan dan Indonesia
- Piala dunia ini pertama kalinya disiarkan oleh stasiun TV di berbagai negara.
- Untuk pertama kalinya bola resmi piala dunia digunakan sepanjang turnamen.
- Tidak ada tim unggulan resmi saat pembagian grup layaknya saat ini.
- Laga playoff di babak penyisihan masih digunakan untuk menentukan tim yang lolos diantara dua tim yang memiliki nilai yang sama di klasemen akhir grup.
- Sejumlah tim tangguh seperti Italia, Uruguay dan Spanyol gagal lolos dari babak kualifikasi.
- Sejatinya aturan perbedaan jumlah gol telah dipilih untuk menentukan kelolosan tim-tim bernilai sama. Namun FIFA menganulir aturan tersebut saat piala dunia sudah berjalan setelah mendapat tekanan dari tuan rumah yang tetap menginginkan diadakan partai playoff demi meningkatkan keuntungan selama turnamen.
- Prancis dan Jerman takluk di semifinal karena bermain dengan 10 dan 9 pemain karena cedera di tengah pertandingan tanpa bisa mengganti pemain karena aturan pergantian pemain belum ada.
Brasil Patahkan Dominasi Eropa
Di piala dunia kali ini, surpremasi Eropa di kandang sendiri berakhir. Juara bertahan Jerman dan finalis empat tahun lalu, Hungaria tidak hadir dengan tim terbaiknya. Saat skuad Jerman mulai dimakan usia, tim Magyar justru ditinggalkan oleh para bintangnya yaitu Ferenc Puskas, top skor 1954 Sandor Koscis dan Czibor.
Perjalanan tim Samba terbilang cukup mulus meski Pele sendiri baru turun di partai ketiga babak penyisihan. Lolos sebagai juara grup meski tergabung bersama Uni Soviet, Inggris dan Austria, Didi dkk membungkam Wales 1-0 di perempat final dan Prancis 5-2 di semifinal. Sementara, tuan rumah Swedia yang sedikit lebih diunggulkan menggasak Uni Soviet 2-0 dan Jerman 3-1 menuju puncak.
Laga final menjadi ajang mempertontonkan superioritas sepakbola indah jogo bonito. Meski tertinggal lebih dulu lewat gol Niels Liedholm, Brasil merespon cepat dengan mencetak lima gol lewat Didi (2 gol), Mario Zagalo dan Pele (dua gol). Tim Blagult hanya bisa memperkecil kedudukan lewat Simonsson.
Top skor: Just Fontaine (Prancis) – 13 gol.
Pemain terbaik: Didi (Brasil)
Pemain muda terbaik: Pele (Brasil)