Luis Felipe Scolari atau sering dipanggil ‘Big Phil’ merupakan salah satu pelatih sukses Brasil terakhir yang pernah merambah Eropa. Karir arsitek tim yang kini berusia 73 tahun ini bisa dibilang sangat pas mewakili Brasil yang kental dengan budaya karnavalnya, yaitu penuh warna.
Big Phil adalah sosok terakhir yang membawa tim Samba menorehkan tinta emas gelar juara dunia kelima kalinya di Jepang-Korea 2002. Namun ia juga yang memimpin Selecao saat ditenggelamkan oleh Jerman ketika menjadi tuan rumah piala dunia 2014 dengan kekalahan terburuk dan paling memalukan sepanjang sejarah, 1-7 di semifinal. Pasang surut karir kepelatihannya pun tak menghalanginya dianggap sebagai salah satu sosok yang berjasa dalam sejarah sepakbola Brasil, meski pada awalnya gaya bermain timnya dikritik karena terlalu pragmatis.
Prestasi di Piala Dunia
Kebersamaan Scolari di Selecao dimulai pada tahun 2001. Saat itu tim Samba diambang kegagalan lolos ke putaran final piala dunia untuk pertama kalinya. Di babak kualifikasi piala dunia, Rivaldo dkk hanya berada di urutan ke empat, salah satu yang terburuk sepanjang keikutsertaannya dalam babak kualifikasi. Pelatih yang mengawali karir manajemennya di klub kecil CSA ini pun sempat dikritik dengan sepakbola membosankan oleh publik. Namun perlahan tapi pasti Big Phil sukses meloloskan tim Samba secara otomatis dan menunjukkan kelasnya di putaran final.
Perjalanan tim Samba dibawah asuhan Scolari di edisi 2002 bisa dibilang cukup mulus. Mengandalkan trio R (Ronaldo Luiz, Ronaldinho dan Rivaldo), mereka merajalela dengan menyingkirkan Belgia, Inggris dan Turki ke babak knockout sebelum menumbangkan Jerman 2-0 di laga puncak. Empat tahun berselang, Felipao membawa Portugal dengan Cristiano Ronaldo dan Luis Figo di dalam skuadnya melaju ke semifinal sejak 1966. Seleccao das Quinas menggusur Belanda dan Inggris di babak 16 besar dan perempat final sebelum dibekuk Prancis di semifinal dan Jerman di perebutan tempat ketiga. Di edisi 2014, tim Samba harus bersusah payah lolos ke semifinal dengan hanya menyingkirkan Cile dan Kolombia di fase gugur hingga Neymar mengalami cedera parah yang membuatnya absen di dua laga tersisa. Parahnya, Felipao tak punya rencana cadangan yang membuat timnya tampil bak macan ompong dan dibantai Jerman di semifinal serta digilas Belanda di playoff tempat ketiga. Pasang taruhan anda untuk laga timnas Brasil di piala dunia 2022 di link alternatif M88. Berikut rincian hasil pertandingan yang ditanganinya selama piala dunia:
Menang | Seri | Kalah | Gol memasukkan
– kemasukan |
|
Jepang-Korea 2002
(bersama Brasil) |
7 | 0 | 0 | 18-4 |
Jerman 2006 (bersama Portugal) | 4 | 1 | 2 | 7-5 |
Brasil 2014
(bersama Brasil) |
3 | 2 | 2 | 11-14 |
Prestasi Lainnya
Selain menjadi pemenang piala dunia, Scolari juga memiliki sederet prestasi bersama timnas lain serta di level klub, yang tersebar dari Amerika Selatan, Eropa hingga Asia.
Di tahun 1990, arsitek klub Atletico Paranense ini pernah memimpin Kuwait menjuarai Piala Teluk. Sedangkan bersama timnas Portugal, ia hanya bisa mengawal timnya menjadi finalis Piala Eropa 2004 dan perempat finalis di edisi 2008. Prestasi terakhinya di ajang antar negara adalah mengantarkan Neymar cs menjadi kampiun Piala Konfederasi 2013.
Saat menangani klub, pelatih kelahiran 9 November 1948 ini pernah membawa Gremio dan Palmeiras juara Piala Libertadores 1995 dan 1999 plus juara Liga Champions Asia bersama Guangzhou Evergrande di tahun 2015. Sayangnya, karirnya bersama Chelsea hanya seumur jagung dan berakhir tanpa gelar di musim 2008/09. Ia bahkan dipecat karena kerap berselisih dengan tim medis serta bintang The Blues saat itu, Nicolas Anelka.