Lompat ke konten
Home » Piala Dunia 1982, Di Persimpangan Dua Masa

Piala Dunia 1982, Di Persimpangan Dua Masa

  • oleh
Piala Dunia 1982

Piala Dunia 1982 di satu sisi mirip dengan piala dunia Qatar 2022, yaitu ada di persimpangan dua generasi. Hal ini bukan hanya terlihat dari para bintang yang tampil di putaran final kala itu, namun juga format kompetisi yang digunakan.

Spanyol 1982 merupakan piala dunia pertama yang menampilkan 24 peserta di putaran final setelah sekian lama hanya diisi oleh 16 tim. Namun, format kompetisi yang digunakan bisa dibilang ‘belum bisa move-on’ dari dua edisi sebelumnya di dekade 1970an, yaitu tanpa fase gugur dan menggunakan fase grup kedua. Perbedaanya adalah jumlah grup dan tim, yaitu dari dua menjadi empat grup dan diisi oleh tiga tim saja, alih-alih empat tim seperti pada edisi 1974 dan 1978. Tak heran jika format kompetisi tersebut menjadi fakta menarik tersendiri. Pada akhirnya, format tersebut ditinggalkan empat tahun kemudian.

Untuk jajaran pemain yang berlaga di edisi tersebut, jelas terlihat sejumlah bintang lapangan di era 1970an seperti Dino Zoff, Gregorz Lato, Paul Breitner, Mario Kempes, dan Kenny Daglish tampil di piala dunia terakhirnya, sedangkan para calon bintang era 1980an seperti Diego Maradona, Zico, Karl Heinz-Rummeniege, serta Zbigniew Boniek menjalani debutnya.

Serba-serbi Piala Dunia 1982

Selain fakta diatas, masih ada sejumlah fakta menarik lainnya yang terjadi di Spanyol 1982. Pasang taruhan anda untuk laga-laga piala dunia di link alternatif m88. Berikut ini adalah serba-serbi piala dunia pertama di Eropa Selatan sejak Italia 1934.

  • Aljazair, Selandia Baru, Kuwait, Honduras dan Kamerun menjalani debut piala dunianya.
  • Inggris, Skotlandia dan Irlandia Utara sempat mempertimbangkan untuk boikot menyusul isu Perang Malvinas 1982 dimana Spanyol memiliki hubungan historis dan diplomatik dengan Argentina, musuh Inggris Raya dalam perang tersebut. Beruntung, hal itu tidak terjadi.
  • Laga Jerman vs Austria di partai ketiga babak penyisihan grup 2 menjadi referensi penting FIFA untuk menjadwalkan laga terakhir grup di waktu yang sama. Hal ini terjadi karena kedua tim bertentangga tersebut ‘bermain mata’ untuk menyingkirkan Aljazair yang telah bertanding terlebih dahulu. Tim Afrika Utara tersebut sempat membekuk tim Panser di laga pembuka bisa lolos asalkan pertandingan tersebut berakhir seri atau kemenangan bagi Austria. Namun kenyataanya, laga itu berakhir 1-0 bagi keunggulan Jerman dan meloloskan keduanya ke babak berikutnya.
  • Edisi 1982 merupakan piala dunia dengan rekor stadion terbanyak untuk tuan rumah tunggal, yaitu 17 venue yang tersebar di 14 kota.

Piala Dunia Rasa Piala Eropa Jilid 1

Untuk pertama kalinya, piala dunia lebih terasa seperti piala Eropa karena dominasi kuat tim-tim benua biru tanpa campur tangan politik ataupun faktor keberuntungan seperti di edisi 1934 dan 1966. Hal ini dibuktikan dengan hanya dua tim di luar zona UEFA yang mampu lolos ke fase grup kedua, yaitu tentu saja Brasil dan Argentina. Sialnya, keduanya harus tergabung satu grup dengan tim yang menjadi juara, Italia.

Gli Azzurri baru tampil ganas di fase tersebut dengan menggasak juara bertahan Argentina 2-1 dan Brasil 3-2. Di semifinal, mereka tak kesulitan mengalahkan Polandia 2-0. Di semifinal lainnya, terjadi adu penalti pertama di piala dunia, antara Jerman dan Prancis. Die Mannschaft lah yang melaju usai unggul 5-4 lewat adu tos-tosan usai bermain imbang 3-3. Partai puncak pun menjadi milik Paulo Rossi dkk dengan mengungguli Jerman dengan skor 3-1.

Top Skor: Paulo Rossi (Italia) – 6 gol

Pemain terbaik: Paulo Rossi (Italia)

Pemain muda terbaik: Manuel Amoros (Prancis)