Nama Bora Milutinovic tak bisa dilepaskan dengan kiprah beberapa tim-tim non unggulan atau tim gurem dalam sejarah piala dunia. Ia tidak hanya berjasa mengangkat performa tim-tim tersebut bukan hanya di satu edisi namun di lima edisi penyelenggaraan piala dunia, sebuah rekor tersendiri bagi pelatih di ajang empat tahunan itu.
Milutinovic pernah tampil di lima piala dunia beruntun dengan lima tim yang berbeda sejak tahun 1986. Kelima tim tersebut adalah Meksiko, Kosta Rika, Amerika Serikat, Nigeria dan Tiongkok. Pelatih asal Serbia yang ikut hadir dalam undian grup piala dunia 2022 itu justru tidak pernah menangani timnas negara asalnya. Selain itu, uniknya, karir kepelatihan arsitek tim berusia 77 tahun ini lebih banyak dihabiskan di luar Eropa.
Prestasi di Piala Dunia
Kiprah Milu, nama panggilannya, di sepakbola internasional dimulai di tahun 1983 saat ditunjuk menjadi pelatih timnas Meksiko dalam persiapan menjadi tuan rumah edisi 1986. Ia terpilih setelah sukses di liga lokal bersama klub UNAM. Saat itu, tim Sombrero tak pernah lolos dari fase grup di putaran final kecuali saat menjadi tuan rumah di tahun 1970.
Nampaknya Bora membayar tuntas kepercayaan federasi sepakbola Meksiko dengan mampu membawa Hugo Sanchez cs kembali lolos ke perempat final edisi 1986. Mereka sukses menjuarai grup B di babak penyisihan diatas Paraguay dan Belgia. Di babak 16 besar, anak asuhnya menggasak Bulgaria 2-0 sebelum disingkirkan oleh Jerman lewat adu penalti.
Empat tahun berselang di Italia 1990, Milutinovic secara mengejutkan membawa Kosta Rika menemani Brasil untuk lolos dari fase grup usai mengungguli dua tim Eropa, Swedia dan Skotlandia. Sayangnya di babak berikutnya, El Ticos dibantai Cekoslovakia 1-4.
Di AS 1994, ia kembali berkesempatan memimpin timnas tuan rumah. AS yang dipandang sebelah mata oleh para rivalnya di grup A, Rumania, Kolombia dan Swiss, ternyata sukses dibawanya lolos ke perdelapan final meski hanya sebagai peringkat ketiga di klasemen grup usai menahan Swiss 1-1, mengalahkan Kolombia 2-1 namun harus takluk ditangan Rumania 0-1. Lagi-lagi di fase berikutnya, timnya harus tersingkir setelah bertemu Brasil yang bablas menjadi juara. Alexi Lalas cs tak berdaya ditangan Samba dengan skor 0-1.
Di Prancis 1998, Bora berkesempatan menangani tim yang lebih kuat, Nigeria. Mereka baru saja meraih medali emas cabang sepakbola Olimpiade dua tahun sebelumnya. Meski sempat mengejutkan dengan mempermalukan Spanyol 3-2 dan menyingkirkan Bulgaria di babak penyisihan, tim Elang Super malah melempem di 16 besar usai digulung Denmark 1-4.
Jepang-Korsel 2002 menjadi percobaan terakhirnya saat membawa Tiongkok melakukan debut piala dunianya. Sayangnya, magisnya pudar saat timnya gagal meraih satu poin dan mencetak satu gol pun di putaran final.
Edisi | Menang | Seri | Kalah | Gol memasukan-kemasukan |
Meksiko 1986
(Bersama Meksiko) |
3 | 2 | 0 | 6-2 |
Italia 1990
(Bersama Kosta Rika ) |
2 | 0 | 2 | 4-6 |
AS 1994
(Bersama AS) |
1 | 1 | 2 | 3-4 |
Prancis 1998
(Bersama Nigeria) |
2 | 0 | 2 | 6-9 |
Jepang-Korsel 2002
(Bersama Tiongkok) |
0 | 0 | 3 | 0-9 |
Prestasi Lainnya
Karir Bora di luar piala dunia bisa dibilang tidak istimewa. Ia berjasa membawa AS juara Piala Emas CONCACAF 1991 dan 1996 di periode keduanya bersama Meksiko. Ia juga pernah menangani Irak di Piala Konfederasi 2009, Honduras dan Jamaika. Namun gagal menorehkan prestasi. Di level klub, eks gelandang yang sempat memperkuat Monaco dan OGC Nice di Liga Prancis semasa aktif bermain tersebut pernah sukses bersama klub Liga Meksiko, UNAM dengan meraih gelar liga domestik di musim 1980/81, dua kali juara Liga Champions CONCACAF 1980 dan 1982 dan sekali menjadi kampiun Copa Interamericana 1981.