Lompat ke konten
Home » Piala Dunia 2018, Yang Pertama di Eropa Timur

Piala Dunia 2018, Yang Pertama di Eropa Timur

  • oleh

Piala Dunia 2018 menjadi edisi yang pertama diadakan di Eropa Timur setelah sekian lama menanti. Hal ini tak lepas dari lobi jitu Vladimir Putin dan tim korporatnya, salah satunya perusahaan energi Gazprom. 

Meski begitu, terpilihnya Rusia sebagai tuan rumah menyisihkan Inggris di pemungutan suara putaran pertama kemudian Portugal/Spanyol dan Belanda/Belgia pada voting putaran kedua di tahun 2010 menyisakan sejumlah kontroversi. Isu korupsi hingga suap pun mengudara setelah FIFA diinvestigasi oleh FBI. Sayangnya, tak cukup bukti yang bisa dikumpulkan untuk mencabut hak tuan rumah Rusia, meski sejumlah indikasi terungkap. 

Serba-serbi Piala Dunia 2018

Rusia 2018 memiliki beberapa fakta menarik piala dunia baru. Pasang taruhan anda untuk laga-laga di Piala Dunia 2022 di link alternatif m88. Berikut serba-serbi piala dunia perdana di wilayah timur Eropa ini: 

  • Tercatat sebagai piala dunia termahal dalam sejarah dimana Rusia menghabiskan total 14,2 miliar dollar AS untuk penyelenggaraan kompetisi terakbar ini. 
  • Panama dan Islandia menjalani debutnya. 
  • Italia untuk pertama kalinya gagal lolos ke putaran final sejak tahun 1958. Parahnya mereka bukan satu-satunya tim besar yang absen. Ada juga Belanda yang gagal tampil sejak edisi 2002. Satu lagi tim langganan lolos yang harus jadi penonton adalah Amerika Serikat. 
  • VAR (Video Assistant Referee) pertama kalinya digunakan di putaran final. 
  • Rusia membangun sembilan stadion baru. Seluruh kota tuan rumah, kecuali Yekaterinburg, terletak di Rusia bagian Eropa demi kemudahan tim peserta. 

Apesnya Tim Panser dan Piala Dunia Rasa Piala Eropa Jilid 3

Sebagai juara bertahan, Thomas Muller cs tentu sangat diunggulkan untuk setidaknya melaju hingga empat besar seperti yang terjadi di empat edisi piala dunia sebelumnya. Mereka juga dikenal mampu mematahkan mitos, mulai dari menjadi tim non unggulan pertama yang jadi kampiun (1954), tim Eropa pertama yang mampu mempermalukan Brazil dengan skor telak hingga menjadi jawara di tanah Amerika Latin yang terkenal punya daya magis menyulitkan tim tamu (2014). Sayangnya, hal ini tidak berlaku di tanah Rusia yang ternyata angker bagi Jerman. Merujuk pada kekalahan Nazi di Stalingrad pada PD II, Die Mannschaft untuk pertama kalinya sejak edisi 1938 gagal lolos dari putaran pertama. 

Di samping kisah pilu Jerman, tim-tim benua biru kembali mendominasi sementara jagoan Amerika Selatan belum kembali mampu menembus semifinal. Babak empat besar diisi oleh Prancis, Inggris, Belgia dan jagoan Eropa Timur, Kroasia. Publik banyak berharap final akan mempertemukan dua seteru klasik, Prancis vs Inggris, namun hal itu tak terwujud. Tim Ayam Jantan hanya berjumpa Vatreni yang sudah kelelahan di laga puncak. 

Les Blues menyingkirkan Argentina dalam laga sengit banjir gol, diikuti dengan permainan yang lebih pragmatis saat menyisihkan Uruguay dan Belgia di fase gugur. Di lain pihak, Luka Modric cs harus bersusah payah mengalahkan Denmark dan tuan rumah Rusia lewat adu penalti, plus Inggris via perpanjangan waktu. Pada akhirnya, partai final memang menghasilkan banyak gol namun kurang berimbang. Tim asuhan Didier Deschamps menggasak Kroasia 4-2 lewat gol-gol dari Antoine Griezmann, Kylian Mbappe dan Paul Pogba plus gol bunuh diri Mario Mandzukic. Mandzukic akhirnya mampu menebus kesalahan dengan mencetak gol kedua setelah gol Ivan Perisic di babak pertama. Trofi kedua pun diraih Les Blues. 

Top skor: Harry Kane (Inggris) – 6 gol.

Pemain terbaik: Luka Modric (Kroasia) 

Pemain muda terbaik: Kylian Mbappe (Prancis)