Grup A dan B telah menyelesaikan laga perdananya dengan hasil yang kurang lebih sesuai dengan prediksi, yaitu terlalu kuatnya tim-tim unggulan bagi lawannya.
Empat laga pertama di piala dunia 2022 ini nyaris tidak menghasilkan kejutan berarti. Tim-tim unggulan seperti Belanda dan Inggris masih terlalu kuat bagi para lawannya. Bahkan hal yang sama terjadi di laga pembuka Ekuador yang terlihat unggul segalanya atas Qatar yang menjadi tim debutan satu-satunya di edisi kali ini. Satu-satunya partai yang tidak menghasilkan pemenang adalah duel antara Wales dan AS. Berikut ulasan keempat laga tersebut.
Grup A
Qatar vs Ekuador 0-2
Tim tuan rumah tampil dengan formasi andalan 3-5-2 ternyata tampil grogi dibawah tekanan saat melawan Ekuador yang turun dengan 4-4-2. Al Anbiya bahkan sudah dibuat kaget saat kebobolan ketika laga baru berjalan lima menit melalui tandukan Enner Valencia memanfaatkan kemelut didepan gawang. Beruntung gol dianulir akibat offside.
Namun gol yang ditunggu fans tamu akhirnya datang juga lewat titk penalti. Enner Valencia mengeksekusinya dengan mulus. Qatar ternyata masih belum bisa merespons dengan baik dan masih lebih banyak berada di wilayah pertahanan sendiri. Gol kedua pun akhirnya hadir kembali lewat sang kapten yang melakukan sundulan ke sisi kanan gawang Saad Al Sheed memanfaatkan crossing dari Angelo Preciado. Setelah itu barulah the Maroon mulai keluar menyerang dan setidaknya memiliki dua peluang emas lewat tandukan Almoez Ali di akhir babak pertama yang melenceng serta striker pengganti Mohammed Muntari yang meluncur tipis diatas mistar gawang Ekuador.
Senegal vs Belanda 0-2
Tim Singa Teranga tampaknya benar-benar kehilangan nyawa tanpa Mane. Tampil dengan formasi 4-2-3-1, praktis hanya Ismail Sarr dan Cheikh Kouyate yang bermain lumayan namun tak mampu memaksimalkan peluang untuk membobol gawang Belanda yang dikawal oleh Andries Noppert yang baru menjalani debutnya di partai ini. Setelah imbang di babak pertama, Van Gaal yang turun dengan formasi 3-4-1-2 baru mulai bisa mengancam setelah menarik keluar striker Vincent Janssen dan Steven Bergwijn yang tampil tak sesuai harapan. Gol baru lahir di menit ke 84 via tandukan Cody Gakpo sebelum gelandang Davy Klaessen menambah keunggulan menjelang laga usai memanfaatkan bola muntah Eduoard Mendy. Pasang taruhan untuk laga Belanda berikutnya di link M88.
Grup B
Inggris vs Iran 6-2
Inggris sukses mengawali piala dunia kali ini dengan pesta gol ke gawang Iran. Turun dengan formasi 4-2-3-1, anak asuhan Gareth Southgate tampil dominan dengan umpan-umpan pendek dan terobosan dengan dikombinasi oleh umpan silang dan set-piece yang mematikan. Iran benar-benar dibuat kelabakan, terutama setelah kiper utama mereka Alireza Bejranvand berbenturan dengan rekan setimnya sendiri saat berusaha menghalau bola crossing. Kiper pengganti Seyed Hosseini tak mampu berbuat banyak menghentikan gol-gol dari Jude Bellingham, Bukayo Saka dan Raheem Sterling di babak pertama plus tiga gol lagi lewat Saka yang mencetak brace dan dua pemain pengganti, Marcus Rashford dan Jack Grealish.
Iran yang turun dengan formasi 4-3-3 namun lebih banyak berfungsi menjadi 5-4-1 nyaris tidak memiliki peluang di babak pertama kecuali tendangan Alireza Jahanbakhsh di babak kedua. Tim besutan Carlos Queiroz ini baru benar-benar mengancam saat Three Lions sudah unggul 4-0. Penyerang FC Porto Mehdi Taremi sukses menjebol gawang Pickford sebelum melengkapi brace nya via titik penalti di akhir laga.
AS vs Wales 1-1
USMNT tampaknya ingin menunjukkan bahwa tim mudanya tidak kalah dengan tim-tim asal benua biru. Hal itu cukup terlihat di babak pertama dimana Christian Pulisic cs yang turun dengan formasi menyerang 4-3-3 bermain enerjik dalam membangun serangan dengan mengandalkan kecepatan dan penguasaan bola. Harapan publik AS terlihat menjadi kenyataan saat penyerang sayap Lille yang juga anak pemain terbaik dunia 1995, George Weah, Tim Weah membobol gawang Wayne Hennessey di menit ke 34.
Sayangnya, setelah itu, tim asuhan Gregg Behalter benar-benar tidak memiliki peluang emas. Dominasi di lini tengah saat membangun serangan mendadak buyar dengan eksekusi yang payah. Hal ini harus dibayar mahal ketika The Dragons bangkit di babak kedua dengan membuat beberapa peluang yang memaksa kiper Matt Turner berjibaku untuk menyelamatkan gawangnya. Akhirnya gawang AS harus bobol lewat penalti Gareth Bale menjelang akhir laga.