Beberapa laga playoff tempat ketiga di piala dunia layak dikenang karena tak kalah menghibur dibandingkan final.
Laga perebutan tempat ketiga umumnya tidak menjadi sorotan utama di piala dunia. Pertandingan tersebut tak ubahnya laga bonus bagi peraih medali perunggu dalam turnamen. Laga terakhir sebelum partai puncak tersebut seringkali tidak laga menampilkan pertarungan tensi tinggi. Atmosfirnya pun tidak lebih dari laga persahabatan internasional mengingat tidak ada lagi beban target dari kedua tim. Di piala dunia 2022 ini, laga tersebut yang bakal digelar pada hari sabtu pekan ini.
Sejumlah laga playoff tersebut dapat dikategorikan menarik, lengkap dengan banjir golnya. Berikut ini adalah enam laga terbaik dari perebutan tempat ketiga dalam sejarah piala dunia.
-
Jerman vs Austria (1934)
Ini adalah laga playoff tempat ketiga pertama dalam sejarah piala dunia. Hal ini terjadi karena di piala dunia edisi pertama 1930 tidak mempertandingkan laga tersebut. Duel di Napoli itu mempertemukan Austria yang dikenal sebagai tim tangguh di dekade 1930an melawan Jerman. Keduanya harus tersingkir di semifinal secara kontroversial oleh Italia dan Cekoslovakia. Ternyata, laga ini jauh lebih menarik ketimbang final yang dinodai oleh campur tangan politik. Tim Panser akhirnya unggul tipis 3-2 atas Wunderteam Austria yang dikenal sebagai pioneer total football Belanda. Gol-gol dicetak oleh brace dari Lehner plus Conen bagi Die Mannschaft, sementara anak asuhan pelatih legendaris Hugo Meisl hanya bisa membalas dua kali lewat Hovarth dan Sesta. Pasang taruhan anda untuk laga playoff tempat ketiga di Piala Dunia 2022 hanya di link alternatif m88.
-
Polandia vs Prancis (1982)
Laga ini mempertemukan antara dua tim yang berada dalam fase yang berbeda. Tim Orly berada dalam fase akhir kejayaannya yang telah dimulai di awal dekade 1970an. Sementara, Les Blues sedang dalam fase awal generasi emas 1980an dengan Michael Platini sebagai bintangnya. Duel Polandia vs Prancis tetap berlangsung menarik. Tim besutan Martin Hidalgo unggul lewat Rene Girard sebelum disamakan oleh Andrej Szarmach. Polandia kemudian menambah keunggulan lewat tandukan Stefan Majewski dan tendangan bebas Janusz Kupcewicz. Tim Ayam Jantan akhirnya hanya bisa membalas satu gol lewat Alain Couriol.
-
Uruguay vs Jerman (2010)
Untuk kedua kalinya kedua tim bersua di babak ini setelah edisi Meksiko 1970 dimana gol tunggal Wolfgang Overath memberikan keunggulan bagi tim Panser. La Celeste berniat membalas dendam kekalahan tersebut. Namun yang terjadi sebaliknya dimana anak asuhan Joachim Loew lah yang tetap lebih superior. Mereka sudah unggul lewat gol dari Thomas Muller. Uruguay tidak menyerah dan membalas dua gol lewat Edison Cavani dan gol indah Diego Forlan. Sayangnya, keunggulan tersebut tidak bertahan lama. Lima menit kemudian Marcell Jansen menyamakan kedudukan sebelum Sami Khedira mencetak gol kemenangan di menit ke 82.
-
Brasil vs Swedia (1938)
Laga ini bisa dibilang merupakan awal dimulainya perseteruan tim Samba dan Blagult yang terus berlangsung hingga dua puluh tahun kemudian. Selecao masih terlalu kuat bagi Swedia dengan menang 4-2 di laga ini. Sang mesin gol, Leonidas, mencetak dua gol plus dua gol lainnya dari Romeo dan Peracio. Tim asal Skandinavia tersebut hanya bisa membalas dua kali melalui gol Jonasson dan Nyberg.
-
Prancis vs Belgia (1986)
Inilah kali kedua Les Blues meraih tempat ketiga dalam laga yang tak kalah sengit dengan partai puncak. Inilah satu-satunya laga playoff tempat ketiga yang harus diselesaikan lewat perpanjangan waktu. Prancis tertinggal terlebih dahulu setelah kapten Belgia Jan Coulemans membobol gawang Albert Rust sebelum menyamakan kedudukan lewat Jean-Marc Ferrerri. Papin kemudian memberik keunggulan bagi tim Ayam Jantan sebelum gol Nico Claesen memaksa laga harus dilanjutkan ke babak tambahan. Tim asuhan Henri Michel lah yang akhirnya menambah gol lewat Bernard Genghini dan penalti Manuel Amoros.
-
Prancis vs Jerman (1958)
Tidak ada laga di babak ini yang menghasilkan gol sebanyak partai perebutan tempat ketiga di edisi 1958. Prancis yang diperkuat Just Fontaine menggasak juara bertahan Jerman 6-3. Fontaine sendiri memborong empat gol! Dua gol lainnya dicetak oleh penalti Raymond Kopa dan Douis. Die Mannschaft hanya bisa membalas tiga gol lewat Cieslarczyk, Rahn dan Schaefer.