Carlos Bilardo adalah sosok pahlawan bagi Argentina selain Diego Maradona dengan perannya sebagai arsitek tim Tango di dua edisi piala dunia.
Sosok Bilardo mungkin tak seflamboyan Cesar Luis Menotti, figur pelatih yang membawa Argentina jawara dunia 1978 yang mirip filsuf dengan permainan cantik idealis mengandalkan penguasaan bola di lapangan. Eks pelatih Estudiantes ini lebih mirip seperti antitesis Menotti. Gaya permainan timnya cenderung pragmatis dan membosankan dengan permainan direct-football didukung oleh pertahanan yang solid. Meski begitu, prestasinya di piala dunia sedikit melebihi Menotti, Bilardo membawa Maradona cs juara dunia di 1986 dan finalis 1990, sebuah pencapaian yang belum bisa diulang oleh pelatih Argentina manapun hingga saat ini.
Prestasi di Piala Dunia
Pelatih yang berposisi sebagai gelandang bertahan saat masih bermain di dekade 1960an ini ditunjuk menangani Albiceleste di tahun 1983 usai Argentina gagal tampil apik di piala dunia 1982 meski berstatus sebagai juara bertahan. Pada awalnya timnya mendapat rentetan hasil negatif dengan tiga kemenangan saja di 15 laga pertama tim Tango bersama Bilardo. Namun semuanya mulai berubah saat ia memanggil kembali pemain bintang yang sempat disingkirkan dari timnas usai gagal bersinar di Spanyol 1982, Diego Maradona, di babak kualifikasi piala dunia 1986, atau hanya setahun sebelum turnamen digelar.
Debutnya di piala dunia diawali dengan kemenangan 3-1 atas Korsel di babak penyisihan grup A edisi 1986. Saat turnamen mulai memasuki babak penting, Bilardo merubah formasinya dari 4-4-2 ke 3-5-2 yang membuat Maradona kian moncer. Argentina pun melaju ke final usai menyingkirkan Uruguay, Inggris dan Belgia di babak knockout sebelum membekuk Jerman 3-2 di partai puncak. Berkat kesuksesannya sebagai juara dunia tersebut, formasi tiga bek tersebut menjadi populer di sepanjang akhir 80an hingga dekade 1990an. Empat tahun berikutnya di Italia 1990, pelatih yang menyelesaikan kuliah kedokteran di Universitas Buenos Aires ini kembali membawa Maradona cs ke final meski terseok-seok. Setelah hanya lolos dari babak penyisihan grup di urutan ketiga, mereka harus susah payah mengalahkan Brasil 1-0 di perdelapan final, Yugoslavia 3-2 lewat adu penalti di perempat final dan Italia 4-3 juga lewat babak tos-tosan di semifinal sebelum tersungkur oleh Jerman 0-1 di final.Pasang taruhan anda untuk laga-laga di timnas Argentina di link alternatif M88. Berikut rincian hasil pertandingan yang ditanganinya selama piala dunia:
Menang | Seri | Kalah | Total gol memasukkan
– kemasukan |
|
Meksiko 1986 | 6 | 1 | 0 | 14-5 |
Italia 1990 | 2 | 3 | 2 | 5-4 |
Prestasi Lainnya
Sayangnya, prestasi Bilardo di luar piala dunia bisa dihitung dengan satu jari saja. Arsitek tim yang pernah berprofesi sebagai dokter umum, periset hingga gynekolog sebelum memutuskan sebagai pelatih ini tidak pernah membawa Argentina juara Copa America. Pencapaian terbaiknya hanyalah sebagai semifinalis di edisi 1987 dan peringkat ketiga di edisi 1989. Sementara itu, di tiga negara lainnya, Kolombia, Guatemala dan Libya, kontribusinya nyaris tidak berbekas. Di level klub, prestasi eks gelandang yang hanyalah membawa Estudiantes juara liga domestik 1982, serta hanya membawa Sevilla finis di peringkat ketujuh pada La Liga musim 1992/93. Jabatan terakhir yang pernah didudukinya adalah manajer tim Albiceleste saat Maradona menjadi pelatih kepala Leo Messi dan kolega pada rentang tahun 2008 hingga 2010. Meski begitu, bersama Menotti, Bilardo telah menciptakan dua aliran gaya sepakbola di negeri yang terletak memanjang di bagian selatan wilayah Amerika Latin tersebut.