Piala Dunia 1990 lebih sering dikenang sebagai edisi piala dunia paling membosankan dalam sejarah. Hal ini tidak lepas dari rendahnya rerata gol yang tercipta per pertandingan dan populernya taktik permainan bertahan yang diadopsi hampir semua kontestan, kecuali ironisnya tuan rumah Italia, yang dikenal sebagai pencetus sepakbola defensif klasik, catenaccio, dan Jerman.
Italia terpilih menjadi tuan rumah saat itu usai mengalahkan Uni Soviet sebagai pesaingnya di tahun 1984. Keberhasilan mereka terpilih menjadikan Italia sebagai negara kedua yang menggelar putaran final piala dunia untuk kedua kalinya setelah Meksiko. Kesempatan pertama mereka hadir di edisi kedua di tahun 1934.
Serba-serbi Piala Dunia 1990
Sejumlah fakta menarik terjadi di piala dunia edisi tersebut mulai dari babak kualifikasi hingga di putaran final. Pasang taruhan anda untuk laga-laga di Piala Dunia Qatar 2022 di link alternatif m88. Berikut serba-serbi piala dunia kedua di tanah Italia tersebut:
- Irlandia, Kosta Rika dan UEA menjalani debutnya.
- Meksiko dan Cile didiskualifikasi setelah tim Sombrero menggunakan pemain berusia diatas 20 tahun pada Piala CONCACAF U20 di tahun 1988, sementara kiper wakil asal CONMEBOL tersebut terbukti memalsukan cedera saat berlaga melawan Brasil di babak kualifikasi.
- Sistem kluster kembali dipergunakan dalam babak penyisihan grup dimana laga di tiap grup hanya dimainkan di dua atau tiga kota yang berdekatan saja.
- Atas permintaan pemerintah Inggris, FIFA menempatkan Gary Lineker dkk sebagai unggulan grup meski dianggap kontroversi demi mencegah akibat buruk hooliganisme dengan menempatkan mereka berada di grup F yang hanya bermain di dua pulau yang terpisah dari daratan Eropa, Sardinia dan Sicilia, yang juga dikenal sebagai markas dari gembong mafioso.
- Rerata gol yang tercipta di tiap laga pada putaran final hanya 2,2 gol per pertandingan, atau yang terendah dalam sejarah piala dunia.
- Kali terakhir nama ‘Jerman (Barat)’ dan ‘Uni Soviet’ digunakan di turnamen mayor sebelum berganti menjadi ‘Jerman’ dan ‘Rusia’.
- Irlandia menjadi satu-satunya tim dalam sejarah piala dunia dengan format modern yang mampu melaju hingga perempat final tanpa menang sekalipun.
- Sejumlah pemain cadangan menjadi bintang di edisi ini diantaranya striker veteran Kamerun, Roger Milla, penyerang tuan rumah Salvatore Schilaci dan kiper kedua Argentina, Sergio Goychochea.
Pembalasan Sempurna Tim Panser
Piala dunia 1990 bisa dibilang merupakan ajang pembalasan sempurna bagi Jerman atas Argentina. Keduanya kembali bersua di partai puncak mengulang laga final empat tahun sebelumnya.
Jika di tahun 1986, Die Mannschaft harus susah payah mencapai final, kini kondisi berbalik. Lothar Matthaus cs tampil impresif sepanjang turnamen. Usai membantai Yugoslavia dan UEA sebelum ditahan Kolombia di babak penyisihan, tim asuhan Franz Beckenbauer ini menyingkirkan Belanda lewat laga panas di babak 16 besar, dilanjutkan dengan membungkam Cekoslovakia dan Inggris di babak berikutnya. Sedangkan Argentina sebaliknya harus ngos-ngosan sejak fase grup. Sang juara bertahan sempat ditaklukkan Kamerun, dan ditahan Rumania meski sempat menang atas Uni Soviet. Di fase gugur, Diego Maradona dkk hanya mencetak dua gol sejak menyingkirkan Brasil, Yugoslavia dan Italia menuju puncak.
Di final pun, hanya satu gol yang tercipta. Itupun melalui titik penalti yang dicetak oleh Andreas Brehme yang membantu tim Panser membalas kekalahan di Meksiko 1986 dan merengkuh gelar ketiga.
Top skor: Salvatore Schilaci (Italia) – 6 gol
Pemain terbaik: Lothar Matthaus (Jerman)
Pemain muda terbaik : Robert Prosinecki (Yugoslavia)