Duel Argentina vs Belanda tak bisa dilepaskan dengan klub Barcelona. Klub asal propinsi Catalan ini adalah tempat bagi para bintang kedua tim merumput dari masa ke masa, terutama sejak total football merebak dan dihadirkan ke Camp Nou oleh sang maestro sendiri, Rinus Michels dan anak emasnya, Johan Cruyff.
Sejatinya memang Belanda lah yang paling identik dengan Blaugrana. Para bintang lapangan dan pelatih hadir membawa gaya bermain khas tim Oranje, ofensif dengan mengandalkan penguasaan bola disana. Namun, Tango memberi warna tersendiri di dalam corak permainan klub tersebut, terutama dengan hadirnya para legendanya, Diego Maradona dan arsitek tim Cesar Menotti. Maka lahirlah gaya bermain tiki-taka yang mengandalkan prinsip total football dengan warna permainan bola-bola pendek cepat menyusur tanah dengan sesekali aksi individu mirip dengan gaya bermain tim Tango.
Di setiap duel keduanya pun hampir pasti selalu ada para punggawa Barcelona didalamnya sebut saja Johan Cruyff dan Johan Neeskens di era 1970an, ada Patrick Kluivert, De Boer bersaudara dan Phillip Cocu di dekade 1990an. Sementara di 2000an dan 2010an ada Giovanni Van Brockhost, Javier Mascherano dan tentu saja Lionel Messi.
Argentina vs Belanda di Piala Dunia
Sepanjang sejarah piala dunia, kedua tim telah bertemu sebanyak lima kali. Di Qatar nanti, Argentina dan Belanda kembali berpeluang untuk bersua di perempat final, menurut jadwal piala dunia yang telah dirilis. Pasang taruhan anda untuk laga-laga sengit Argentina dan Belanda di piala dunia 2022 di link alternatif W88. Berikut ini adalah daftar pertemuan Tango vs Oranye.
Edisi | Skor | Babak |
Jerman 1974 | Belanda vs Argentina 4-0 | Fase grup kedua |
Argentina 1978 | Argentina vs Belanda 3-1 | Final |
Prancis 1998 | Belanda vs Argentina 2-1 | Perempat final |
Jerman 2006 | Argentina vs Belanda 0-0 | Babak penyisihan |
Brasil 2014 | Argentina vs Belanda 0-0 (4-2)* | semifinal |
*adu penalti
Argentina menang : 1 x
Belanda menang : 2 x
Hasil seri : 2 x
Duel Paling Ikonik
Bagi Albiceleste, duel paling dikenang tentunya adalah laga final edisi 1978. Meski banyak disindir karena campur tangan junta militernya, Argentina yang menjadi tuan rumah saat itu mampu mengalahkan tim Oranye yang lagi-lagi sial di partai puncak. Kedua tim turun dengan formasi 4-3-3. Anak asuhan Cesar Menotti unggul lebih dahulu lewat sontekan Mario Kempes di babak pertama, namun Belanda mampu menyamakan kedudukan hanya delapan menit sebelum peluit panjang dibunyikan lewat tandukan Dick Nanninga. Mereka bahkan memiliki peluang emas mencetak gol kemenangan di menit-menit terakhir sayangnya tendangan hanya membentur tiang gawang. Di babak perpanjangan waktu, Tango menggila dengan menambah dua gol lewat sang mesin gol Mario Kempes dan Daniel Bertoni. Gelar juara perdana pun hadir di tangan mereka.
Sementara itu, duel paling dikenang tim Oranye bukan di duel perdana di 1974, melainkan di piala dunia 1998. Saat itu Dennis Bergkamp cs tidak begitu diunggulkan lolos ke empat besar harus menantang favorit Argentina di babak delapan besar. Turun dengan formasi 4-4-2, tim asuhan Guus Hiddink mampu membekuk Gabriel Batistuta dan kolega yang turun dengan formasi menyerang 4-3-3 dengan skor 2-1. Penyerang lubang Arsenal menjadi bintang dengan umpan golnya kepada Kluivert dan gol indahnya di menit ke 89. Tango pun tak berdaya setelah hanya mampu membalas sekali lewat sontekan Claudio Piojo Lopez dan Belanda pun melaju ke semifinal untuk pertama kalinya sejak menjadi finalis dua puluh tahun lalu.