Nama Enzo Bearzot merupakan sosok yang identik dengan kebangkitan Italia di era 1980an. Ia bukan hanya dikenal mampu menyatukan bakat-bakat para punggawa Gli Azzurri, namun juga pakar taktik yang jitu.
Bearzot bukan sosok yang fanatik dengan taktik atau formasi tertentu, melainkan lebih adaptif sesuai dengan lawan yang dihadapi dan materi pemain yang ada. Sepanjang karirnya sebagai arsitek timnas, eks pemain Torino ini tak jarang kerap bergonta-ganti gaya permainan hingga formasi saat memimpin Italia di tiga edisi piala dunia 1978, 1982 dan 1986 plus piala Eropa 1980. Dibekali dengan para punggawa tim yang serba bisa, plus kecerdikannya mengulik kelemahan tim lawan, anak asuhannya tak canggung bermain ofensif, defensif, dengan penguasaan bola maupun serangan balik dalam berbagai formasi mulai 4-3-3, 3-5-2, 5-2-3 ataupun 4-4-2.
Prestasi di Piala Dunia
Kebersamaan Bearzot dengan Gli Azzurri telah dimulai sejak ia mengawali karir kepelatihannya setelah sempat menangani klub Serie C, Prato selama satu musim. Dimulai dari menjadi pelatih tim U-23 selama enam tahun dalam rentang waktu 1969-1975 plus menjadi asisten pelatih Italia di piala dunia 1974, Feruccio Valcareggi dan penggantinya yang tidak bertahan lama, Fulvio Bernardini.
Setelah diangkat sebagai pelatih kepala di tahun 1975, Bearzot sukses meramu Italia dengan gabungan pemain senior seperti Dino Zoff dan pemain muda Paolo Rossi untuk lolos ke Argentina 1978. Debutnya di piala dunia diawali dengan kemenangan 2-1 atas Prancis. Di babak penyisihan, timnya bahkan mampu lolos sebagai juara grup usai mengalahkan tuan rumah 1-0 di pertandingan ketiga babak penyisihan. Gli Azzurri akhinya dibawa menjadi semifinalis setelah lolos sebagai runner up di fase grup kedua di bawah Belanda. Sayangnya, Dino Zoff dan kolega dibekuk Brasil 1-2 di perebutan tempat ketiga.
Empat tahun berselang, Bearzot mampu membungkam awak media yang meremehkan timnya yang hanya beruntung lolos ke fase grup kedua dengan tiga hasil seri melawan Polandia, Peru dan Kamerun. Paulo Rossi cs sukses menggasak favorit Brasil 3-2 dan juara bertahan Argentina 2-1 dan bablas menjadi kampiun setelah mengalahkan Polandia 2-0 di semifinal dan Jerman 3-1 di laga puncak. Sebuah prestasi yang tak terduga mengingat saat itu sepakbola Italia dilanda skandal pengaturan skor, mirip seperti sebelum piala dunia 2006. Sayangnya di Meksiko 1986, timnya hanya menang sekali melawan Korsel dan dua kali seri di babak penyisihan. Mereka bahkan sudah harus tersingkir di perdelapan final setelah takluk 0-2 dari Prancis. Pasang taruhan anda untuk laga timnas Italia di link alternatif M88. Berikut rincian hasil pertandingan selama keikutsertaannya di piala dunia:
Menang | Seri | Kalah | Total gol memasukkan
– kemasukan |
|
Argentina 1978 | 4 | 1 | 2 | 9-6 |
Spanyol 1982 | 4 | 3 | 0 | 12-6 |
Meksiko 1986 | 1 | 2 | 1 | 5-8 |
Prestasi Lainnya
Di luar piala dunia, Bearzot yang juga dikenal dalam kemampuan man management nya, terutama dalam memotivasi para pemainnya, nyaris tidak punya prestasi di level klub. Satu-satunya klub yang pernah dilatihnya, Prato, bahkan tidak berkompetisi di Serie B. Praktis prestasi lainnya hanyalah menjadi semifinalis di Piala Eropa 1980 saat menjadi tuan rumah. Timnya dikalahkan juara bertahan Cekoslovakia yang masih diperkuat Antonin Panenka lewat adu penalti di playoff tempat ketiga. Bearzot mundur dari dunia kepelatihan usai gagal tampil impresif di Meksiko 1986 serta gagal membawa Gli Azzurri lolos ke putaran final piala Eropa 1984. Sejak mengundurkan diri, ia memutuskan tidak melatih di tim ataupun klub manapun. Meski begitu, berkat pencapaiannya, Bearzot tercatat sebagai figur penting dalam sejarah piala dunia.