Piala Dunia 1994 tak pelak merupakan salah satu edisi yang paling menghibur dalam sejarah. Meski sempat diragukan awalnya mengingat popularitas sepakbola yang dikenal dengan istilah soccer di AS ini bisa dibilang rendah. Namun negeri Paman Sam yang terpilih sebagai tuan rumah di tahun 1988 ini adalah ahlinya dalam pemasaran. Tak heran jika USA 1994 justru tercatat sebagai piala dunia dengan rekor penonton tertinggi hingga saat ini sekaligus menjadi salah satu yang mengantongi keuntungan tertinggi.
Tingginya penonton yang hadir di stadion selama putaran final ini hingga mencapai 68.991 per laga itu sejatinya bukan tanpa alasan. Yang paling menonjol adalah kembalinya tren sepakbola menyerang setelah aturan back-pass diberlakukan sejak tahun 1992 dimana kiper tidak diperbolehkan menerima bola dengan tangan ketika terjadi backpass. Hal ini secara tidak langsung mendorong lebih banyak aliran bola ke depan ketimbang di area pertahanan sendiri. Rerata gol yang tercipta juga naik menjadi 2.71 gol per laga, cukup signifikan ketimbang Italia 1990. Penyebab lainnya adalah seluruh stadion di AS memiliki kapasitas diatas 53.000 orang.
Serba-serbi Piala Dunia 1994
Selain hal-hal diatas, masih ada sejumlah fakta menarik piala dunia AS 1994. Pasang taruhan anda untuk laga-laga piala dunia 2022 di link alternatif m88. Berikut ini adalah serba-serbi piala dunia terakhir dengan 24 kontestan tersebut:
- Untuk pertama kalinya sejak usai perang dunia, tidak ada wakil asal Britania Raya plus Prancis, tuan rumah edisi berikutnya, yang lolos ke putaran final.
- Nigeria, Yunani, Arab Saudi menjalani debutnya.
- Italia secara spesifik meminta berlaga di New York sehingga saat drawing, Gli Azzurri berada di pot khusus.
- Aturan tiga poin bagi pemenang pertandingan mulai diberlakukan yang menggantikan dua poin.
- Legenda Diego Maradona harus mengakhiri piala dunia lebih awal usai bermain di dua laga awal babak penyisihan karena tersandung kasus doping.
- Terakhir kali top skor piala dunia memiliki dua nama, sebab saat itu umpan gol belum diperhitungkan sebagai nilai tambah.
- Pemain Kolombia yang mencetak gol bunuh diri saat timnya takluk 1-2 dari AS, Andreas Escobar, menjadi korban penembakan ketika telah pulang ke negara asalnya hanya 10 hari setelah laga tersebut.
- Dua semifinalis, Swedia dan Bulgaria, sama-sama mendapatkan medali perunggu.
- Untuk pertama kalinya siaran langsung pertandingan menampilkan papan skor bersponsor dan waktu yang berjalan.
Bangkitnya Brasil dan Final Tanpa Gol
Sejak laga pertama digelar, Brasil telah menunjukkan performa gemilang meski tampil dengan gaya yang lebih ‘Eropa’ dengan mengandalkan disiplin dalam bertahan. Praktis goyang Samba hanya dilakukan oleh duo Romario-Bebeto. Di fase gugur, mereka mampu melewati tuan rumah AS, Belanda dan Swedia dengan kemenangan tipis saja sebelum tiba di partai puncak.
Sedangkan, Italia justru harus bersusah payah menuju final setelah sempat dibungkam Irlandia di partai perdana dan hanya lolos sebagai salah satu urutan ketiga terbaik. Namun, mentalitas juara tim Azzuri lah yang mendorong mereka tampil baik di fase gugur dengan menyingkirkan Nigeria, Spanyol dan tim kejutan Bulgaria.
Pertemuan kedua tim ini mengulang final 1970 namun lebih alot hingga tak ada gol yang tercipta. Laga pun harus ditentukan oleh adu penalti dan dewi fortuna lebih berpihak kepada Selecao. Itulah satu-satunya final tanpa gol di piala dunia.
Top Skor: Hristo Stoichkov (Bulgaria) & Oleg Salenko (Rusia) – 6 gol
Pemain terbaik: Romario (Brasil)
Pemain muda terbaik: Marc Overmars (Belanda)