Nama Alberto Suppici mungkin terdengar asing di kalangan fans sepakbola modern. Namun bagi Uruguay, ia adalah salah satu sosok yang berperan besar dalam sejarah sepakbola mereka. Ia adalah pelatih pertama sekaligus termuda yang pernah memenangkan gelar piala dunia.
Alberto Suppici masih berusia awal 30an ketika ditunjuk sebagai pelatih atau saat itu lebih dikenal dengan istilah technical director bagi timnas Uruguay yang menjadi tuan rumah piala dunia edisi pertama di tahun 1930. Suppici menggantikan pelatih sebelumnya, Primo Gianotti, yang sukses memberikan medali emas kedua bagi La Celeste di Olimpiade Amsterdam pada tahun 1928. Saat itu ajang sepakbola olimpiade masih dianggap lebih prestisius ketimbang piala dunia karena sudah dikenal luas.
Prestasi di Piala Dunia
Pelatih kelahiran Colonia del Sacramento ini sejatinya belum memiliki pengalaman melatih tim senior saat ditunjuk sebagai technical director di tahun 1928. Suppici hanya berpengalaman sebagai pemain berposisi kiri dalam di klub Nacional Montevideo dalam rentang waktu dari 1915 hingga 1923.
Di bawah asuhannya, Uruguay yang memang diunggulkan dengan status tuan rumah plus merupakan pemenang medali emas sepakbola di dua edisi olimpiade berturut-turut tampil cukup gemilang sepanjang turnamen. Jose Nassazzi dan kolega mengawalinya dengan kemenangan tipis 1-0 atas Peru, dilanjutkan dengan membantai Rumania 4-0 di babak fase grup.
Berikutnya, di babak semi final, Suppici membawa timnya tampil kesetanan saat menggilas Yugoslavia 6-1, seolah ingin menyaingi negara tetangga sebelah sekaligus rivalnya, Argentina yang juga mampu menggulung AS dengan skor yang sama untuk melaju ke partai puncak. Di final, kemampuan Suppici benar-benar diuji oleh tim yang juga dikalahkan Uruguay di final sepakbola Olimpiade 1928 tersebut. Di babak pertama, mereka sempat tertinggal 1-2, namun La Celeste sukses membalikkan keadaan dengan mencetak tiga gol tambahan. Uruguay pun resmi menjadi kampiun di edisi pertama dalam sejarah piala dunia.
Menang | Seri | Kalah | Total gol memasukkan
– kemasukan |
|
Uruguay 1930
|
4 | 0 | 0 | 15-3 |
Prestasi Lainnya
Selain memberi gelar juara dunia, Alberto Suppici juga pernah membawa La Celeste menjadi runner-up di Copa America 1941 dimana mereka gagal menyingkirkan tim Tango di puncak klasemen. Saat itu turnamen tersebut masih menggunakan format setengah kompetisi round robin. Sementara di dua kesempatan lainnya di edisi 1929 dan 1937, timnya hanya duduk di urutan ketiga.
Di level klub, pelatih yang dijuluki ‘Sang Professor’ ini pernah sekali membawa Penarol merengkuh gelar juara liga 1945. Sedangkan bersama klub lainnya, Central Espanol dan Montevideo Wanderers, ia gagal memberikan satu gelar apapun.
Di samping sebagai pelatih, prestasi lain Suppici adalah berupa kontribusi di luar lapangannya yang tidak kalah penting. Ia ikut mendirikan klub sepakbola Plaza Colonia, di kampong halamannya. Namanya bahkan disematkan pada stadion klub tersebut, Estadio Profesor Alberto Suppici. Selain itu, latar belakangnya di bidang pendidikan jasmani dan kesehatan ikut andil dalam ide metode latihan yang efektif dan konsep pemusatan latihan tertutup dengan disiplin ketat, termasuk pemberlakuan jam malam, sesuatu yang belum jamak dilakukan oleh tim-tim sepakbola di masanya. Ia tidak segan-segan mencoret pemain inti yang tidak mengikuti aturan yang berlaku, salah satunya adalah kiper utama Andres Mazali yang ikut memberikan medali emas di Olimpiade 1924 dan 1928.
Selain itu, Suppici berkontribusi pada pengontrolan nutrisi pada makanan yang dikonsumsi pemain. Hal itu merupakan sebuah terobosan baru dan berpengaruh besar pada performa pemain secara menyeluruh di lapangan.