Duel Jerman vs Argentina adalah laga klasik di piala dunia yang berlangsung tanpa henti dari masa ke masa. Duel antara dua tim tangguh Eropa dan Amerika Selatan ini menjadi laga yang paling sering terjadi di final piala dunia. Mereka telah saling berhadapan sebanyak tiga kali di partai puncak, yaitu 1986, 1990 dan 2014.
Duel antara dua negara ini mulai intens terjadi sejak piala dunia 1986 dan dilanjutkan empat tahun berikutnya di Italia 1990 dimana kedua tim saling mengalahkan di final. Perseteruan diantara mereka kembali muncul di pertengahan 2000an dimana tim Panzer dan tim Tango berhadapan di babak penting di tiga edisi berturut-turut.
Pertarungan dua tim tangguh ini tentunya identik dengan duel para bintang dari setidaknya dua era. Di dekade 1980an dan 1990an ada Lothar Mattheus, Rudi Voeller, dan Jurgen Klinsmann di kubu Die Mannschaft sedangkan di kubu Albiceleste ada Diego Maradona, Jorge Valdano dan Sergio Goychochea. Sementara di era 2000an duel Jerman vs Argentina melibatkan sejumlah nama tenar seperti Miroslav Klose, Manuel Neuer, Thomas Muller, Lionel Messi, Javier Mascherano hingga Angel Di Maria.
Jerman vs Argentina di Piala Dunia
Sepanjang sejarah piala dunia, Jerman dan Argentina telah bertemu sebanyak tujuh kali. Pasang taruhan anda untuk laga-laga seru Jerman dan Argentina di piala dunia di link alternatif m88. Berikut ini adalah daftar lengkap pertemuan kedua tim ini di kejuaraan akbar empat tahunan ini.
Edisi | Skor | Babak |
Swedia 1958 | Jerman – Argentina 3-1 | Babak penyishan |
Inggris 1966 | Jerman – Argentina 0-0 | Babak penyisihan |
Meksiko 1986 | Argentina – Jerman 3-2 | Final |
Italia 1990 | Jerman – Argentina 1-0 | Final |
Jerman 2006 | Jerman – Argentina 1-1 (4-2)* | Perempat final |
Afsel 2010 | Argentina – Jerman 0-4 | Perempat final |
Brasil 2014 | Jerman – Argentina 1-0 | Final |
*adu penalti
Jerman menang : 4 x
Argentina menang : 1 x
Hasil seri : 2 x
Duel Paling Ikonik
Duel paling ikonik tentu saja terjadi di final. Bagi tim Panser, final 2014 lebih layak dikenang ketimbang edisi 1990 karena selain lebih menegangkan, kemenangan mereka mampu menjadikan Jerman sebagai tim Eropa pertama yang mampu meraih gelar tertinggi di tanah Amerika latin yang dikenal sulit ditaklukkan oleh tim-tim di luar zona CONMEBOL.
Anak asuhan Joachim Low turun dengan formasi 4-3-3 sementara Lionel Messi dkk tampil dengan formasi 4-2-3-1. Di laga bersejarah ini, tim Tango setidaknya memiliki sembilan peluang untuk mencetak gol, tiga diantaranya melalui Gonzalo Higuian. Satu gol dianulir karena terjebak posisi offside, sementara lainnya melebar, termasuk dari Messi. Sedangkan Jerman memiliki delapan peluang tepat sasaran diantaranya lewat Andreas Schurrle, Toni Kroos, Benedict Hogwedes sebelum Mario Gotze mencetak gol kemenangan di menit ke 113.
Sementara bagi Argentina, sejauh ini tentu saja edisi 1986 lah yang paling ikonik. Final tersebut dikenang sebagai laga puncak paling seru dan menegangkan dengan banyak gol sepanjang sejarah. Kedua kubu turun dengan formasi identik 3-5-2 dan saling bertukar serangan dan peluang. Albiceleste unggul dua gol lebih lewat tandukan Jose Luis Brown, dan sontekan striker Real Madrid Jorge Valdano. Namun Jerman menyamakan kedudukan melalui Karl Heinz Rummenigge dan Rudi Voeller hanya dalam enam menit. Gol penentu akhirnya lahir lewat sontekan Jorge Burruchaga di menit ke 83 yang memanfaatkan umpan Maradona yang dikawal ketat sepanjang pertandingan. Sang kapten yang bermain di Napoli ini sempat memiliki dua tembakan tepat sasaran melalui tendangan bebas namun berhasil ditangkap dan ditepis kiper Jerman, Harold Schumacher.